Aug 13, 2019

Apakah Protein Berbahaya untuk Ginjal? Asam Urat?

Semua orang yang mengikuti blog ini cukup lama pasti sudah sadar akan pentingnya protein dalam progress fitness, akan tetapi ada beberapa kasus yang membuat orang khawatir. Apakah protein bisa berbahaya jika konsumsinya terlalu banyak?

Jawaban singkatnya adalah sebagai berikut:

"Protein itu aman dan berguna secara menyeluruh. Akan tetapi, jika kalian menderita penyakit ginjal, memiliki sejarah sakit ginjal dari keluarga, atau ada masalah dengan asam urat, sebaiknya asupan protein dibatasi."

Intinya itu saja. Kalau kalian orang sehat yang tidak memiliki masalah dengan asam urat atau ginjal, pada umumnya makan protein banyak itu aman dan tidak butuh khawatir. Mulai dari sini gua akan membahas artikel ini lebih mendalam.

Bahkan Depkes di Indonesia menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama STUNTING atau tumbuh tidak sehat adalah kekurangan kalori dan protein! [1]






Mengapa terdapat Stigma terhadap Protein?

Artikel-artikel jaman sekarang memang pada umumnya bersifat sensasional agar orang tertarik untuk membacanya. Sesekali pasti akan ada artikel atau berita baru yang menakuti masyarakat akan bahayanya protein:

Hasil google search "Protein Ginjal" pada tanggal 12 Agustus 19

Seringkali artikel-artikel tersebut berasal dari website yang tidak memiliki tema kesehatan dan belum tentu akurat.

Contoh Bahaya Protein yang Sering diliput

Berikut adalah beberapa contoh bahaya protein yang seringkali diliput media:
  • Kelebihan protein berbahaya untuk ginjal?
  • Kelebihan protein meningkatkan asam urat?
  • Kelebihan protein dapat mengikis tulang atau osteoporosis?
Let's discuss them one by one.

Apakah Protein Berbahaya untuk Ginjal?

Ginjal adalah organ tubuh penyaring yang membersihkan darah dari sisa-sisa proses metabolisme seperti Urea dan Asam Urat. Banyak orang berpikir bahwa makan protein berlebihan itu memaksa ginjal untuk bekerja lebih keras dan dalam kasus parah bisa merusak organ ginjal tersebut. 



Sadari bahwa dokter memang akan menyarankan kalian untuk mengurangi asupan protein jika kalian mengidap penyakit Ginjal [2] tetapi bagaimana dengan mayoritas dari kami yang ginjalnya sehat?

Sebuah studi [3] menunjukkan atlet-atlet yang memakan sampai 3 gram protein untuk setiap kg berat badan, setiap hari, selama 2-4 bulan dan hasil akhirnya menunjukkan bahwa kinerja ginjal sama sekali tidak terganggu. Ingat bahwa 3 gram protein tiap kg bb itu SANGAT BANYAK. Sebagai contoh, dalam website Brodibalo; rekomendasi asupan protein hanya 1,5 gram protein untuk tiap kg bb!

Take away storynya adalah sebagai berikut; jika kalian ingin latihan fisik, meningkatkan asupan protein, dan tidak mengidap penyakit ginjal, protein itu aman untuk dikonsumsi [4] [5].

Apakah kalian ingin tahu apa yang dapat membahayakan kinerja ginjal? Jawabannya adalah kondisi obesitas, diabetes, dan darah tinggi [6]; bukan makan kebanyakan protein.

Apakah Protein menyebabkan Asam Urat?

Asam urat itu berhubungan dengan penyakit peradangan sendi atau Arthritis. Hal ini cukup membingungkan masyarakat karena jenis penyakitnya memang beragam; beberapa contoh adalah Rheumatoid Arthritis (rematik) dan Gout (encok). Penyakit asam urat atau gout adalah penyakit sendi yang disebabkan asam urat belebih menumpuk dan membentuk kristal pada tubuh atau persendian [7].




Pada seseorang yang sehat asam urat akan disaring dan dibuang melalui air seni dan beberapa faktor yang dapat menyebabkan penumpukkan asam urat pada tubuh adalah [9]:
  • Faktor genetik atau keturunan
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Penyakit ginjal
  • Kondisi Obesitas
  • Pola  makan tidak sehat (makanan yang mengandung Purine seperti jeroan)
Sekali lagi kondisi ini termasuk penyakit dan jika kalian memang mengidap sejenis penyakit Arthritis; Dokter pada umumnya akan menyarankan untuk mengurangi asupan daging-daging (yang merupakan sumber protein cukup umum) atau makanan apapun yang mengandung banyak Purine.

Purine diproses oleh tubuh menjadi asam urat dan beberapa contoh makanan yang mengandung banyak purine adalah kerang, alkohol, daging merah, dan jeroan hewan [8]. Dari sinilah alasan mengapa diet protein tinggi itu sering dihubungkan dengan asam urat. Karena beberapa makanan yang mengandung protein itu mengandung purine juga.

Dalam kasus asam urat, ya protein hewani seperti daging merah memang idealnya dibatasi. Tapi bukan berarti protein harus dihindari secara total. Studi menunjukkan bahwa sumber protein dari tanaman seperti tempe (kedelai) bisa digunakan sebagai alternatif sumber protein yang tidak terlalu tinggi kandungan purinenya. 

Kalau kalian mengidap sejenis penyakit arthritis; sebaiknya konsultasi ke dokter atau ahli gizi agar tetap bisa mendapatkan protein. Berikut adalah contoh makanan-makanan yang sebaiknya dihindari karena tinggi purine:

Apakah Protein menyebabkan pengikisan tulang atau Osteoporosis?

Konsep dimana protein mengikis tulang pertama merupakan hipotesis yang relatif ketinggalan jaman. Logika yang salah ini disebut Acid-Ash Hypothesis dan menyatakan bahwa makan protein berlebihan meningkatkan level asam tubuh. Asam berlebihan tersebut dinetralisir oleh zat alkalin dari tulang yang akhirnya menyebabkan pengikisan tulang. Tentu saja, hipotesis ini sudah dibuktikkan salah [10].

Acidic = Asam , Alkaline = Basa



Malahan orang-orang yang makan protein lebih banyak ditemukan memiliki kepadatan tulang lebih tinggi dan sehat dibanding orang yang lebih sedikit makan protein [11] [12].

Tentu saja, kita tidak bisa melupakan kemungkinan bahwa orang-orang yang makan protein banyak pada umumnya memang memiliki kehidupan lebih aktif atau mungkin hobi latihan fisik. Pada akhir hari, penentu kesehatan tulang itu bersifat multi-faktor (tidak ada 1 penyebabnya saja).

Yang pasti, protein tidak menyebabkan pengikisan tulang. Pada tahun 2017 National Osteoporosis Foundation mengeluarkan riset yang menunjukkan bahwa asupan protein tinggi tidak berhubungan dengan pengikisan tulang atau osteoporosis [11].

Protein TIDAK menyebabkan osteoporosis


How Much is Too Much?

Kalau dibilang kelebihan protein, itu maksudnya berapa banyak sih?
Jawabannya tergantung untuk masing-masing individu yang memiliki sitkon berbeda.

Pada umumnya, gua selalu menyarankan makan 1,5 gram protein untuk tiap kg berat badan.

Studi menunjukkan bahwa atlet-atlet yang giat latihan fisik bisa makan sampai 3 gram protein / kg bb dan mereka sama sekali tidak mengalami masalah pada kinerja ginjalnya [13].

Untuk melihat referensi protein dan contoh sumber-sumbernya, silahkan klik link ini.

References:

  1. Depkes.go.id. (2018). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. [online] Available at: http://www.depkes.go.id/article/view/18052800006/ini-penyebab-stunting-pada-anak.html
  2. Alodokter. (2015). Penyakit Ginjal. [online] Available at: https://www.alodokter.com/penyakit-ginjal 
  3. Antonio, J., Ellerbroek, A., Silver, T., Vargas, L., Tamayo, A., Buehn, R. and Peacock, C. (2016). A High Protein Diet Has No Harmful Effects: A One-Year Crossover Study in Resistance-Trained Males. Journal of Nutrition and Metabolism, 2016, pp.1-5.
  4. Levey AS, e. (2019). Effects of dietary protein restriction on the progression of advanced renal disease in the Modification of Diet in Renal Disease Study. - PubMed - NCBI . [online] Ncbi.nlm.nih.gov. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8629624 [Accessed 12 Aug. 2019].
  5. Effects of dietary protein restriction on the progression of moderate renal disease in the Modification of Diet in Renal Disease Study. - PubMed - NCBI . [online] Ncbi.nlm.nih.gov. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8989740 [Accessed 12 Aug. 2019].
  6. National Kidney Foundation. (2017). Facts About Chronic Kidney Disease. [online] Available at: https://www.kidney.org/atoz/content/about-chronic-kidney-disease#causes [Accessed 12 Aug. 2019].
  7. Alodokter. (2014). Penyakit Asam Urat. [online] Available at: https://www.alodokter.com/rematik-asam-urat [Accessed 12 Aug. 2019].
  8. Alodokter. (2014). Penyebab Penyakit Asam Urat. [online] Available at: https://www.alodokter.com/rematik-asam-urat/penyebab [Accessed 12 Aug. 2019].
  9. Sun, S., Flickinger, B., Williamson-Hughes, P. and Empie, M. (2010). Lack of association between dietary fructose and hyperuricemia risk in adults. Nutrition & Metabolism, 7(1), p.16.
  10. Fenton, T., Tough, S., Lyon, A., Eliasziw, M. and Hanley, D. (2011). Causal assessment of dietary acid load and bone disease: a systematic review & meta-analysis applying Hill's epidemiologic criteria for causality. Nutrition Journal, 10(1).
  11. Shams-White MM, e. (2019). Dietary protein and bone health: a systematic review and meta-analysis from the National Osteoporosis Foundation. - PubMed - NCBI . [online] Ncbi.nlm.nih.gov. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28404575 [Accessed 12 Aug. 2019].
  12. Rapuri PB, e. (2019). Protein intake: effects on bone mineral density and the rate of bone loss in elderly women. - PubMed - NCBI . [online] Ncbi.nlm.nih.gov. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12791633 [Accessed 12 Aug. 2019].
  13. Antonio, J., Ellerbroek, A., Silver, T., Vargas, L., Tamayo, A., Buehn, R. and Peacock, C. (2016). A High Protein Diet Has No Harmful Effects: A One-Year Crossover Study in Resistance-Trained Males. Journal of Nutrition and Metabolism, 2016, pp.1-5.





No comments:

Post a Comment